REVIEW NOVEL : MERAIH DUNIA PERNIKAHAN ‘YANG SEMPURNA’ MELALUI ‘THE UNBROKEN VOW’ KARYA KEZIA EVI WIADJI
REVIEW NOVEL : MERAIH DUNIA
PERNIKAHAN ‘YANG SEMPURNA’ MELALUI ‘THE UNBROKEN VOW’ KARYA KEZIA
EVI WIADJI
Judul : The Unbroken Vow
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2015
Halaman : 232 lembar
Di usianya yang masih muda, Ivy Sutedja boleh berbangga diri. Ia memiliki semua yang diimpikan oleh wanita seusianya. Usaha bridal yang mapan, putri cilik yang menggemaskan dan kehidupan tenang bersama laki-laki tampan bernama Ethan Wicaksana.
Sampai suatu hari, guru anaknya, berada di antara dirinya dan Ethan, mengguncang kehidupan nyamannya. Kemudian muncul laki-laki lain yang menawarkan bahunya untuk Ivy bersandar, terutama ketika teror masa lalu mengincar nyawanya.
ULASAN BUKU
Setelah
membaca novel lama berjudul ‘My Perfect Sunset’ karya Kyria sebelumnya,
aku jatuh cinta lagi dengan dunia pernovelan. Dan tulisan Kezia Evi Wiadji
berjudul ‘The Unbroken Vow’ ini menjadi novel ke sekian yang berhasil
kukhatamkan dalam tahun ini. Novel ini termasuk karya lama karena terbit pada
tahun 2015 oleh Gramedia Pustaka Utama. Gaun pengantin yang tergambar dalam
cover sangat sederhana, namun terlihat elegan dan menarik. Terlebih nuansa
putih yang dilukis seakan-akan menggambarkan kesucian dunia pernikahan dan
kesempurnaannya. Hal pertama yang-mungkin membuat readers tertarik untuk
membeli-sepertiku-padahal belum mengetahui gaya menulis seorang
Kezia Evi Wiadji.
Tema yang
digagas oleh penulis berhubungan dengan dunia pernikahan. Hal yang memang
sering ditemukan pada karya-karya penulis lainnya (Perhatian : bagian setelah ini mengandung spoiler!).
Meskipun termasuk tema yang terbilang mainstream, dalam
karyanya ini, Kezia tak hanya memfokuskan pada perselingkuhan-atau lebih
tepatnya Ethan jatuh cinta lagi dengan guru putrinya setelah tak lama bercerai,
namun juga perjuangan Ivy-sebagai seorang perempuan, ibu ataupun istri- untuk
mencapai dunia pernikahan yang sempurna baginya. Terlebih,
teror masa lalu yang menghantui membuatnya merasa terombang-ambing sebagai
perempuan dan menyesalkan hal tersebut terjadi juga kepadanya.
Pada
bagian awal, readers akan digiring ke teka-teki mengenai hubungan antara
kedua tokoh utama-Ethan dan Ivy yang bisa membuat readers merasa
marah-atas sikap Ethan yang mulai berkhianat, bingung-atas sikap Ethan yang
santai saja meski berkhianat, sedih-atas kesedihan Ivy mengetahui pengkhianatan
Ethan melalui putrinya dan terkejut-atas hubungan mereka berdua yang
sebenarnya. Teka-teki hubungan keduanya ini baru digambarkan penulis pada BAB
8-tepatnya pada halaman 71 di mana hubungan mereka ternyata tidak sesempurna yang
terlihat sebelumnya. Novel ini sangat cocok untuk dibaca remaja-untuk memaknai
kehidupan berumah tangga kelak dan dewasa- untuk mengambil makna pernikahan.
Meskipun begitu, membacanya tidak akan membuat bosan karena diksi yang
digunakan mudah untuk dipahami dan mengalir setiap katanya.
Ada
beberapa tokoh yang dilukiskan dalam novel ini di antaranya Ethan dan Ivy
sebagai pemeran utamanya. Sedangkan tokoh lainnya
yang mendukung jalannya cerita yaitu Martha-ibu Ethan, Cindy, Sally, Max dan
Hannah. Meskipun penggambaran cerita berfokus kepada Ethan, Ivy dan
Cindy-sebagai readers- aku tidak bosan untuk mengikuti alur karena
mengalir dengan sempurna. Ada beberapa diksi yang masih asing, namun terdapat
penjelasan mengenai hal itu di bagian bawah halaman sehingga tidak membuat
bingung. Meskipun begitu, ada beberapa bagian yang dirasa terlalu
cepat-seperti hubungan Ethan dan Sally ataupun Ivy dan Max yang jatuh cinta
pada pandangan pertama pada suatu insiden memalukan. Terdapat pula
bagian-bagian yang membuat penasaran-namun tidak diceritakan seperti kehidupan
Ivy setelah ibunya meninggal, keberadaan ayah Ethan-tidak dijelaskan sama
sekali padahal Martha digambarkan sebagai perempuan yang menjunjung
keharmonisan rumah tangga sehingga readers akan berpikir bahwa ayahnya
telah meninggal dunia-dan kehidupan Max yang menghilang karena patah hati, namun
hal-hal tersebut tidak menurunkan kepuasan terhadap alur yang disajikan.
Tokoh
pertama yang mendukung jalannya cerita adalah Ivy Sutedja. Di usianya yang
masih muda, 28 tahun, ia sudah memiliki usaha mapan yang dirintis sejak berumur
24 tahun bersama sahabatnya Hannah. Sebagai wanita karier, profesionalitasnya
tidak perlu diragukan lagi, terbukti saat gaun kliennya-Teresa yang akan segera
digunakan siang harinya robek, ia segera bertanggungjawab dan meluncur ke Mega
Kuningan untuk memperbaikinya. Usut punya usut, gaun tersebut robek karena
sepupu Teresa yang bertubuh besar tak sengaja menginjak gaun tersebut saat
Teresa berjalan. Melihat profesionalitasnya itu, tak heran jika usaha yang ia
rintis perlahan berkembang, Meskipun begitu, sebagai seorang ibu, Ivy tetap
memprioritaskan putrinya dalam segala hal. Hal ini tergambarkan dalam beberapa
adegan, seperti menjemput Cindy sekolah dan tetap menyediakan waktu datang ke
sekolah Cindy saat putrinya berperan sebagai peri di pentas Cinderella. Bahkan
dalam keadaan sakitpun, Ivy selalu memikirkan Cindy-tak ingin putrinya bersedih
melihatnya sakit dan mempersiapkan Cindy jika saja ia pergi. Sebagai seorang
perempuan, readers seakan tersentil bahwa perempuan harus serba bisa,
serba kuat -terutama mental terhadap segala permasalahan yang akan terjadi,
mandiri dan tidak tergantung terhadap laki-laki. Meskipun kodrat perempuan di
rumah, karier perempuan juga patut dipertimbangkan. Dalam situasi
Ivy misalnya, pernikahan yang tidak berjalan dengan baik membuat Ivy dan Ethan
berpisah. Untunglah, Ivy masih bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk mencari
nafkah sehingga ia masih bisa menghidupi putrinya sendiri. Meskipun begitu, Ivy
merupakan perempuan yang tertutup-sehingga banyak rahasia yang ia simpan-bahkan
dari suaminya sendiri.
Tokoh
selanjutnya adalah Ethan-mantan suami Ivy. Ethan digambarkan sebagai laki-laki
yang memiliki ego dan harga diri tinggi. Ia tertarik dengan Sally awalnya
karena pemujaan gadis itu kepadanya-terutama saat gadis itu melihat-lihat showroom-nya
untuk pertama kali. Ia merasa Ivy tidak pernah memuji atau memujanya lagi
seperti Sally saat melihat ruang kerjanya sehingga ia merasa jenuh. Meskipun
digambarkan tidak seterkenal ivy bridal milik Ivy dan
sahabatnya, Pekerjaannya sebagai design interior berjalan dengan
lancar. Ethan juga termasuk laki-laki yang tidak sabaran. Hal itu terbukti dari
keputusannya berpacaran dengan Sally padahal ia baru setahun berpisah
dengan mantan istrinya. Apalagi pertemuannya dengan Sally baru
beberapa bulan saat ia menjemput putrinya di TK. Ketergesaan itu membuat ia
salah melangkah dan menyebabkan konflik yang lebih besar. Meskipun begitu, ia
merupakan laki-laki yang bertanggungjawab, terbukti dari kerelaannya melepaskan
rumah yang mereka tempati sebelumnya karena rasa tanggungjawabnya sebagai
kepala keluarga. Ethan juga merupakan laki-laki yang bapakable, terlihat
dari caranya menyayangi Cindy dan rela memeriksa kolong tempat tidur putrinya
sesuai permintaan gadis mungil itu setiap ia akan tidur.
Tokoh
selanjutnya adalah Sally, seorang guru TK baru yang menyayangi anak-anak.
Pribadinya yang polos dan lugu membuat Ethan sempat bermain hati dengannya.
Meskipun berperan sebagai orang ketiga-atau lebih tepatnya orang yang Ethan
sayangi namun permasalahan hatinya dengan Ivy masih belum selesai- namun Sally
merupakan gadis yang baik. Trauma kecil ketika ayahnya pergi meninggalkan Sally
kecil dan ibunya membuatnya takut terhadap sosok bernama laki-laki. Namun,
setelah bertemu dengan Ethan, ia menemukan sosok ayahnya yang telah lama hilang.
Selanjutnya,
ada Max. Dalam cerita, tokoh Max tidak banyak diceritakan. Ia digambarkan
sebagai laki-laki tampan dan jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap
Ivy-saat insiden yang melibatkan keduanya. Max merupakan seorang anak broken-home sehingga
ia bisa merasakan betapa menyiksanya perceraian kedua orang tua terhadap
anak-seperti Cindy. Cintanya terhadap Ivy sangat tulus-bahkan merelakan Ivy
untuk berbahagia dengan kehidupannya dan keluarga kecilnya-Cindy dan Ethan.
Sebenarnya, tokoh Max terasa hanya angin lalu, yang memiliki peran hanya
sekadarnya. Padahal peran tersebut bisa dikembangkan sehingga bagian tokoh ini
dibuat lebih banyak dan membuat readers lebih baper. Bagi
Cindy, Max merupakan seorang pahlawan yang selalu ia rindukan.
Selanjutnya,
ada Martha-ibu dari Ethan. Ia merupakan seorang single parent yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kesucian pernikahan dan keharmonisan rumah
tangga. Karena itulah, perceraian putranya membuatnya sangat terpukul. Karena
sudah melalui manis-pahit kehidupan, Martha merupakan penasihat yang baik.
Banyak quotes nilai kehidupan yang bisa diambil dari ucapan
wanita paruh baya ini.
Tokoh
selanjutnya adalah Cindy, gadis manis yang masih TK namun menjadi korban
perceraian orang tuanya. Ia merupakan gadis periang dan berani-karena berani
tampil menjadi peri di pentas drama yang diusung sekolahnya. Meskipun begitu,
ia takut terhadap monster dan meminta ayahnya untuk selalu mengecek kolong
tempat tidurnya memastikan tidak ada monster di sana. Hobinya menggambar dan
membuatnya ingin menjadi desainer pernikahan yang hebat
seperti ibunya.
Tokoh
terakhir adalah Hannah, sahabat Ivy yang juga merintis ivy bridal empat
tahun sebelumnya. Ia memiliki anak laki-laki seusia Cindy bernama Doni.
Meskipun tak banyak diceritakan mengenai dirinya, Hannah merupakan sahabat yang
baik. Ia selalu ada saat Ivy membutuhkan bantuan dan teman-termasuk teman
bicara dan curhat. Ia juga pendengar yang baik, terbukti dari cara dia merespon
setiap kisah yang Ivy tuturkan.
Setelah
berkenalan dengan para tokoh, mari beralih ke alur cerita. Alur yang digunakan
dalam kisah ini adalah alur campuran. Hal ini terbukti dari pengenalan situasi,
lalu mundur ke saat-saat mereka belum berpisah hingga bercerai, kembali lagi ke
masa sekarang, dan mundur kembali saat kematian ibu Ivy. Meskipun pada bagian
awal masih membingungkan, namun kejutan pada BAB 8 membuat semua teka-teki itu
terjawab dengan mengejutkan. Tentunya readers akan merasa penasaran dan
membuat mereka tidak ingin berhenti hingga halaman terakhir.
Banyak
pelajaran yang bisa diambil dari sebuah buku, salah satunya The
Unbroken Vow ini, terutama pemahaman tentang pernikahan impian.
Dalam sebuah hubungan dua orang atau pasangan, tentu memiliki
banyak perbedaan, terutama kepribadian-apalagi untuk menikah. Menikah tidak
hanya bicara soal cinta, tetapi juga kesiapan ekonomi, jasmani, mental dan pola
pikir. Apabila hal tersebut dirasa belum matang-meski salah satunya, maka
pernikahan akan terancam oleh badai. Hal itulah yang terjadi pada pernikahan
Ethan dan Ivy. Walaupun secara ekonomi dan jasmani sudah sempurna, namun mereka
belum bisa menurunkan ego masing-masing demi pasangan.
Karena
tiga ketukan palu dan surat cerai, kehidupan Ethan, Ivy dan Cindy berubah.
Ethan tidak lagi tinggal satu rumah-yang dibelinya bersama Ivy ketika mereka
menikah. Rumah yang semula dipenuhi cinta kasih, kemudian dengan berlalunya
waktu mulai dipenuhi oleh kebodohan, keangkuhan, keegoisan dan sikap mau menang
sendiri yang pada akhirnya memicu pertengkaran. Hingga sebelum semua itu
berubah menjadi kebencian, akhirnya mereka berdua sepakat bahwa berpisah adalah
solusi terbaik. (2015 : 74)
Cinta
tak hanya datang sekali, namun ia datang dan pergi. Ia bisa layu bagaikan bunga
yang tak dipupuk berhari-hari dan disinari cahaya mentari. Oleh karena itu,
tanpa ada rasa peduli, empati, puji dan pupuk lainnya, cinta itu akan mati.
Perlahan tapi pasti, apabila rasa bosan mulai menghampiri, berbagai perbedaan
dan ego akan mendominasi dan melupakan rasa cinta yang pernah dirasa
abadi.
Ethan menyalakan lampu lalu menutup pintu
kaca. Sementara itu, Sally mengedarkan pandangan dengan sorot mata kagum. Ia
berjalan perlahan mengelilingi ruangan yang difungsikan sebagai showroom. Ethan
menyandar di display meja makan. Matanya mengawasi Sally. Sudah lama ia tidak
melihat sorot kagum dari Ivy untuk hasil karyanya itu, bisa jadi karena Ivy
telah ratusan kali melihatnya sejak mereka pacaran. Tetapi malam ini, saat
wanita lain, yang jelas-jelas bukan kliennya, berjalan berkeliling dengan
tatapan kagum, meraba hasil karyanya sambil memuji, Ethan melambung karena
bangga dan merasa dihargai. (2015: 60)
Setiap
hal yang kita lakukan memang membutuhkan waktu. Bahkan, orang-orang mengatakan
bahwa waktu merupakan obat paling mujarab untuk menghilangkan luka batin. Oleh
karena itu, berikan waktu secukupnya kepada diri sendiri untuk memulai kembali
setelah jatuh bertubi-tubi. Hal ini bisa kita petik dari Ethan yang segera
memutuskan berhubungan dengan Sally padahal baru beberapa kali bertemu-dan
tidak lebih dari tiga bulan. Terlebih lagi, laki-laki itu baru bercerai satu
tahun sebelumnya. Ketergesaan itu membuat ia menjadi egois dan membuat sakit
hati banyak orang-termasuk dirinya, ibunya, Ivy dan Sally.
Ivy
memejamkan mata. Itu artinya sekitar tiga bulan yang lalu. Kepedihan menikam
jantungnya. Ke mana dirinya selama tiga bulan ini sehingga tidak menduga
sedikit pun perhatian Ethan akan berpaling kepada wanita lain. Ivy membuka
kelopak matanya. Bola matanya terlihat memerah. (2015: 69)
Anehnya,
setelah mereka bercerai, hubungannya dengan Ethan membaik dan semakin kompak.
Mereka saling berkomunikasi dan bekerja sama. Membagi tugas seadil mungkin
untuk anak mereka. saling mengalah dan bukannya saling menyalahkan. Saling
memberi support dan jalan keluar. Lambat laun pengertian juga tumbuh di antara
mereka berdua. Akhirnya satu tahun telah berlalu, semua kembali berjalan normal
sesuai harapan mereka berdua. Sampai kemudian, Sally muncul! (2015:77)
Readers juga
bisa belajar agar tetap menjalin silaturahmi meski hubungan tidak sebaik
sebelumnya. Hal ini tergambar dari Ethan dan Ivy yang masih berteman baik meski
sudah berpisah-bahkan mereka masih sering mengunjungi Martha-ibunya Ethan
bersama putri kecil mereka. Memang tak mudah untuk mengalah di saat ego dan
harga diri mendominasi, apalagi saat perpisahan sudah dilalui. Namun keduanya
berhasil membuktikan bahwa mantan tak selamanya saling memusuhi.
Setelah bercerai,
hubungan Ethan dan Ivy layaknya teman baik, dengan Cindy sebagai perekatnya.
Mereka tidak mengubah nama panggilan masing-masing, tetap memanggil Ivy dengan
panggilan babe dan hunny untuk panggilan Ivy ke Ethan. Ethan juga tetap
mengajak Ivy dan Cindy menengok Martha. Setiap kali Ethan mengajak Cindy,
terutama Ivy, mata Martha akan berbinar-binar dan hal ini membuat Ethan
terenyuh. (2015: 75)
Tak ada
kehidupan seseorang tanpa masalah. Meskipun begitu, menikah bukan solusi dari
segala permasalahan yang sedang dihadapi, malah sebaliknya. Jika seseorang
memutuskan menikah, berarti ia sudah siap menerima segala permasalahan yang
akan dihadapi nantinya, termasuk perdebatan-perdebatan tentang anak, tentang
orang tua, ego dan lainnya.
Ketika
akan menjawab, mendadak Ethan mendengar ibunya berbisik lembut : Menikah dengan
Sally atau wanita lain, kamu pikir tidak akan ada masalah lagi? Bisa jadi
masalahmu akan bertambah. Masalah dari mantan istrimu juga masalah dari istri
barumu. Nak, semua orang mengalami masalah, karena... begitulah hidup. Selama
kita bernapas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memakai kacamata apa
dan bagaimana harus menyikapinya. (2015 :
216)
Nilai
kehidupan yang terakhir adalah ‘penyesalan selalu datang terlambat’ dan ‘karma
pasti ada’. Itulah yang dirasakan oleh Ethan. Ialah yang pertama menyakiti
Ivy-dengan memulai hubungan dengan Sally-bahkan mereka akan menikah. Namun, ia
baru menyadari akan perasaannya saat ia melihat Ivy sudah memiliki pasangan
lain-dan di sisi lain Ethan akan segera menikah. Adegan favoritku adalah saat
Ethan sakit hati melihat Ivy yang dekat dengan laki-laki lain-dan ia marah
terhadapnya, dengan santai Ivy mengulang ucapan Ethan-saat tidak mendapat restu
berhubungan dengan Sally- sehingga pria itu menyadari bahwa semuanya sudah
terlambat.
Secara
keseluruhan, novel ini menarik untuk dibaca. Tak hanya covernya yang berdesain
sederhana namun elegan, ceritanya pun mengalir dan tidak
membuat bosan. Dari the unbroken vow ini, saya menjadi
tertarik dengan tulisan karya Kezia Evi Wiadji. Semoga membantu. Teruslah membaca dan perluas imajinasimu! Happy reading!
"Begitulah hidup. Selama kita bernapas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memakai kacamata apa dan bagaimana harus menyikapinya." (2015 : 216)
Komentar
Posting Komentar