Dunia Literasi: Budaya Lambung Mangkurat, Unik dan Penuh Makna!
Dunia Literasi: Budaya Lambung Mangkurat, Unik dan Penuh Makna!
Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Dari slogan Negara tercinta ini, kita pasti paham bahwa Indonesia memiliki beragam budaya menarik dari berbagai daerah, suku, ras, dll. Kali ini, penulis akan berfokus kepada budaya masyarakat yang mendominasi Kalimantan Selatan, yaitu masyarakat Banjar. Meskipun masih jarang diperbincangkan, masyarakat Banjar juga memiliki budaya-budaya lokal yang patut dilestarikan. Tentunya, pelestarian budaya ini bertujuan agar identitas masyarakat lokal tetap terjaga dan menghindari plagiarism dari Negara luar. Yuk langsung kita bahas bersama!
Sasirangan
Pernah mendengar nama ini sebelumnya? Jika Jawa memiliki Batik, Sumatera Utara memiliki Ulos, dan Palembang memiliki Songket, maka readers perlu mengenal kain khas Kalimantan Selatan ini. Yaps, sasirangan namanya. Kain sakral warisan abad ke-12 ini awalnya bernama langgundi. Hebatnya, warisan khas ini telah melalui tahap-tahap perizinan atau pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM RI loh!
Di masa lalu, sasirangan digunakan untuk batatamba atau proses penyembuhan orang sakit. Kain ini juga digunakan sebagai sarana melindungi diri dari roh jahat. Pemilihan warnanya pun tidak sembarangan. Masing-masing warna pada kain sasirangan memiliki makna khusus, misalnya warna kuning memberi tanda simbolik bahwa pemakai sedang dalam proses penyembuhan penyakit kuning, warna merah berhubungan dengan insomnia, warna hijau menandakan stroke, hitam menandakan demam, ungu menandakan penyakit perut, dan cokelat menandakan tekanan jiwa. Wah, menarik sekali bukan?
Seiring perkembangan zaman, fungsi kain sasirangan pun meluas. Setidaknya, ada tiga fungsi kain ini di zaman modern sekarang, yaitu kain ritual, tradisional, dan modern, misalnya motif sari gading berfungsi ritual serta bermakna kekuasaan dan martabat. Selain itu, ada pula motif daun jeruju berfungsi tradisional serta bermakna menghindari malapetaka. Sasirangan juga memiliki motif jajumputan berfungsi modern dan bermakna persilangan budaya dengan Jawa. Gimana, readers? Masih penasaran dengan kain khas satu ini?
Madihin
Seni sastra lokal ini menyuguhkan monolog satu-dua orang seniman tradisional yang merangkai syair dan pantun diiringi dengan musik rebana dan gendang khas Banjar. Pemadihin akan melemparkan sindiran dan pesan sosial dengan selera humor. Kata-kata yang digunakan muncul secara spontan menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Banjar. Dalam syairnya, terdapat berbagai nasehat, kritik sosial, sindirian, agama, dll. Salah satu tokoh madihin yang digemari adalah Jhon Tralala. Tokoh ini semakin dikenal masyarakat setelah ditampilkan di stasiun televisi lokal, TVRI.
Mamanda
Pernahkah readers menyaksikan teater sebelumnya?
Jika pernah, tentu kamu bisa membayangkan sastra lokal ini. Namanya adalah
mamanda. Seni teater tradisional Banjar ini mengisahkan kehidupan masyarakat
perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan politik yang berkembang.
Kesenian lokal ini biasanya ditampilkan di malam hari untuk memperingati
hari-hari besar, perkawinan, dan acara hajat lainnya. Terkadang, pertunjukkan
ini diiringi dengan gendang dan biola. Dengan balutan pakaian khas setempat,
pertunjukkan ini mengandung banyak hikmah yang bisa dipetik oleh penonton.
Fakta sejarah mengatakan bahwa mamanda termasuk
kesenian Badamuluk yang diusung oleh
rombongan Abdoel Moeloek di tahun 1897. Hal ini dimulai dari kedatangan
rombongan bangsawan yang dipimpin oleh Encik Ibrahim dan Cik Hawa di Tanah
Banjar. Kesenian ini disambut hangat oleh masyarakat setempat. Usai
beradaptasi, kesenian rakyat ini melahirkan sebuah teater yang disebut sebagai
“Mamanda”.
Musik Panting
Musik Panting adalah kesenian musik asli dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik utama dalam musik ini adalah alat musik petik yang disebut panting. Istilah panting sendiri diambil dari teknik memainkan alat musik tersebut, yaitu dipanting atau dipetik. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pada bagian tubuh panting terdapat lubang kecil untuk resosnanasi suara, sedangkan bagian bawahnya ditutupi oleh kulit binatang. Panting hanya memiliki empat buah dawai dan biasanya diukir dengan ukiran khas banjar. Alat musik panting biasanya tidak dimainkan sendirian, namun secara bersamaan dengan alat musik lainnya dan disebut dengan musik panting. Alat musik tersebut diantaranya suling, biola, kendang, kempul, gong, marawis, ketipung, dan tamborin.
Dikutip dalam artikel Kompas.com berjudul Alat Musik Panting Khas Kalimantan Selatan, Rima Suryana dalam
jurnal berjudul Nilai-Nilai Sosial dalam Penyakian Musik Panting di Banjarmasin
(2015), menyebutkan bahwa musik Panting memiliki nilai-nilai luhur yang
terkandung berupa nilai religius, pendidikan, moral, estetis, dan adat istiadat
yang disampaikan melalui musik kepada anggota masyarakat yang mendengarnya.
Sehingga syair-syair merdu yang dimainkan musik panting sarat akan petuah
dengan alunan menghanyutkan pendengarnya. Jika pada zaman dahulu panting hanya
dimainkan dalam upacara dan ritual adat Suku Banjar, namun dewasa ini musik
panting dilakukan dalam segala macam perhelatan seni, pernikahan, acara besar,
hiburan, dan juga sebagai pengiring berbagai tarian tradisional.
Seiring berkembangnya zaman, musik panting tak hanya berfungsi
tradisional. Namun, ada banyak seniman yang menawarkan musik panting modern.
Musik panting ini kerap dikolaborasikan dengan musik lainnya, misalnya pop,
dangdut, rock, dan genre lainnya. Hal
ini disebabkan pakem dalam kesenian musik ini tak terlalu mengikat karena-pada
dasarnya-fungsinya untuk hiburan. Berkat inovasi tersebut, kesenian musik
panting pun sudah berkembang hingga luar Kalimantan Selatan seperti Yogyakarta,
Samarinda, dan Kalimantan Timur.
Nah, itulah beberapa budaya menarik yang dimiliki masyarakat Banjar. Setiap daerah tentunya memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing ya! Jadi, apa keunikan budaya lokal di daerahmu? Bisa sharing di kolom komentar ya! Jangan lupa untuk membaca tulisan-tulisanku yang lainnya. Kritik dan saran juga akan sangat membantuku mengintropeksi diri. Sekian dulu tulisanku kali ini! Teruslah membaca dan perluas imajinasimu! Salam budaya!
Referensi
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan pariwisata. "Seni Budaya dan Tradisi Orang Banjar". diunggah pada 19 Januari 2023 (https://disbudporapar.banjarkab.go.id/seni-budaya-dan-tradisi-orang-banjar/
)
Kompas. "Madihin, Sastra Lisan
di Banjar, Latar Belakang dan Fungsi". 30 September 2022 (https://regional.kompas.com/read/2022/09/30/152535178/madihin-sastra-lisan-di-banjar-latar-belakang-dan-fungsi?page=all.)
Kompas. "Alat Musik Panting Khas Kalimantan
Selatan". 11 Mei 2021 (https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/11/134632169/alat-musik-panting-khas-kalimantan-selatan.)
Kumparan. "Fakta
tentang Mamanda, Teater Tradisional asal Kalimantan Selatan". 26
Agustus 2021 (https://kumparan.com/berita-update/fakta-tentang-mamanda-teater-tradisional-asal-kalimantan-selatan-1wPDJ7dIyKn/full)
Komentar
Posting Komentar