Dunia Sastra: “Mengenal Dunia Sastra Indonesia! Siapa Bilang Gak Seru?”

 
Dunia Sastra: “Mengenal Dunia Sastra Indonesia! Siapa Bilang Gak Seru?”


Setelah bingung akan menulis tentang apa, akhirnya aku memutuskan untuk memberikan sedikit gambaran tentang dunia perkuliahan di Sastra Indonesia. Minat sastra ini memang masih jarang dilirik oleh calon mahasiswa karena dianggap tidak menguntungkan dalam mencari kerja. Namun, siapa sangka bahwa jurusan sastra tak hanya seputar menulis puisi, pantun dan cerpen, loh! Ada banyak mata kuliah seru yang bisa kamu pelajari setiap harinya saat kamu memilih untuk mendalami ilmu ini. Mata kuliah ini juga memiliki peluang membuat skill kamu untuk mencari kerja bertambah! Penasaran? Berikut adalah mata kuliah seru yang wajib dipahami oleh mahasiswa sastra Indonesia.


1. Linguistik



Bagi kamu yang mengambil minat sastra, tentu tak asing lagi dengan mata kuliah ini bukan? Secara sederhana, linguistik merupakan ilmu yang berfokus pada bahasa dan penggunaannya sebagai alat komunikasi. Linguistik memuat struktur-struktur di dalamnya (linguistik mikro) dan hubungan antara bahasa dengan dunia luar, baik dari segi alam, sosial, budaya, psikologis, dll (linguistik makro). 

Linguistik mikro adalah cabang ilmu bahasa yang berfokus pada konten sistem internal bahasa. Linguistik mikro terbagi atas beberapa cabang yang nantinya akan dipelajari lagi secara mendalam, yaitu fonetik (ilmu tentang pembendaharaan fonem/bunyi), fonologi (ilmu tentang cara menghasilkan fonem/bunyi), morfologi (ilmu tentang morfem), sintaksis (ilmu tentang bahasa secara struktural, pola kalimat), semantik (ilmu tentang makna internal bahasa) dan pragmatik (ilmu tentang makna eksternal dalam tuturan, berhubungan dengan konteks). Keenam cabang ini biasanya akan dipelajari mahasiswa sarjana minat bahasa/sastra, termasuk Sastra Indonesia.

Linguistik makro adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji hubungan bahasa dengan dunia luar, misalnya dengan alam, sosial, budaya, psikologis, komputer, naskah kuno hingga bahasa lain. Linguistik makro lebih luas karena memuat seluruh aspek kehidupan di antaranya  sosiolinguistik (hubungan bahasa dengan penuturnya-masyarakat sosial), psikolinguistik (hubungan bahasa dengan psikologis/mental), antropolinguistik/etnolinguistik (hubungan bahasa dengan budaya masyarakat), stilistika (bahasa yang digunakan dalam karya sastra), filologi (bahasa dalam sumber-sumber sejarah), filsafat bahasa (hubungan bahasa dengan filsafat), dialektologi (kajian tentang dialek), neurolinguistik (hubungan bahasa dengan cara kerja otak, misalnya gangguan berbahasa dan bahasa isyarat), paleografi (penafsiran tulisan-tulisan kuno), semiotika (simbol/lambang) dan linguistik terapan.

Linguistik terapan merupakan terapan kajian linguistik terhadap dunia secara langsung (praktiknya secara langsung). Dalam mata kuliah ini, mahasiswa lebih banyak melakukan praktik secara langsung agar memahami penerapannya dengan baik. Linguistik terapan terbagi atas beberapa cabang lagi, seperti linguistik medis (patologi bahasa/cacat bahasa, dll.), linguistik edukasional (peningkatan efesiensi pengajaran bahasa), linguistik forensik (menyidik kejahatan yang sebagian pembuktiannya berupa data bahasa, memahami kebohongan seseorang melalui bahasanya, dll.), leksikografi (metode dan teknik penyusunan kamus), penerjemahan (metode menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain), sosiolinguistik terapan (penerapan bahasa dalam komunikasi sosial), grafologi (sistem simbol untuk menyampaikan pesan bahasa), pengajaran bahasa (proses belajar mengajar bahasa ibu atau asing), mekanoliguistik (pemanfaatan komputer untuk bahasa atau sebaliknya), medikolinguistik (penerapan linguistik untuk pengobatan), dll.

Baru satu bidang sudah banyak banget, ya? Tenang readers, untuk tingkatan sarjana, tidak semua cabang linguistik itu harus dipelajari. Walaupun berbeda kurikulum, selain linguistik mikro, sarjana biasanya hanya mengambil cabang yang cukup umum didengar orang seperti sosiolinguistik, etnolinguistik, dialektologi, psikolinguistik, filologi dan leksikografi. Apabila ingin mendalami seluruh cabangnya, readers harus melanjutkan pendidikan setelah lulus sarjana. Jika readers tertarik mendalami cabang linguistik terapan, carilah perguruan tinggi yang fokusnya memang ke sana-biasanya untuk gelar S2 karena ‘lagi-lagi’ tiap kurikulum universitas itu berbeda.


2. Sastra



Selain linguistik, Sastra Indonesia juga menyediakan mata kuliah sastra, seperti teori sastra, sastra Jawa (karya-karya berbahasa Jawa), sastra anak (karya sastra dan manfaatnya untuk anak), sejarah sastra, kritik sastra (analisis suatu karya dan kritik dari berbagai sudut pandang), sosiologi sastra (hubungan suatu karya dengan lingkungan sosial), ekologi sastra (hubungan sastra dengan alam), psikologi sastra (hubungan suatu karya dengan psikologis), dramaturgi (penerapan naskah drama), apresiasi sastra, etika dan estetika, dll. Tak hanya rajin membaca, mahasiswa sastra juga harus terbiasa menulis dan mengandalkan kreativitas. Saat aku berkuliah di Sastra Indonesia Universitas Airlangga misalnya, terdapat mata kuliah menulis puisi, prosa dan praktik pembuatan sebuah drama (dramaturgi)-yang ujiannya akan ditampilkan secara umum di gedung kesenian. Uniknya, selain memiliki pengalaman berakting teater di hadapan banyak orang, mahasiswa yang mengambil minat sastra juga menerbitkan antologi puisi dan cerpen untuk dua mata kuliah itu. Belum jadi sarjana sudah nerbitin buku, siapa yang nggak mau?


3. Penyuntingan Bahasa



Mata kuliah yang seru lainnya adalah penyuntingan bahasa. Meskipun tiap universitas akan berbeda kurikulum, namun lulusan Sastra Indonesia diharapkan mahir dalam menyunting sebuah naskah (editor naskah). Meskipun terdengar sepele, mata kuliah ini cukup membuat sakit kepala. Tak hanya mengharuskan ketelitian, ada banyak hal yang perlu diketahui seorang penyunting naskah, misalnya tahap-tahap penyuntingan, kode etik penyunting, syarat menjadi penyunting, tahap penerbitan buku, cara menghadapi penulis hingga macam-macam tulisan. Mata kuliah ini cocok untuk kamu yang ingin bekerja di penerbitan, baik itu buku, koran ataupun majalah.


4. Bahasa Asing dan Lokal



Mahasiswa Sastra Indonesia diharapkan mampu berbahasa asing. Hal ini disebabkan penerapan linguistik yang berfokus pada penerjemahan. Namun, setiap universitas memiliki kurikulum yang berbeda dan bahasa asing yang bisa dipilih. Dalam universitas Airlangga misalnya, mahasiswa diwajibkan memahami enam bahasa asing/lokal (selain bahasa Inggris) dari sembilan bahasa asing yang ditawarkan, yaitu: bahasa Sansekerta, bahasa Jawa Kuna, bahasa Madura, bahasa Melayu Lama, bahasa Arab, bahasa Belanda, bahasa Jepang, bahasa Perancis dan bahasa Mandarin. Tak hanya mempelajari bahasanya, mahasiswa juga bisa mendalaminya dengan mempelajari sastra dalam bahasa asing/lokal tersebut.


5. Jurnalistik


Tentu kalian sudah tak asing dengan istilah ini bukan? Ya. Jurnalistik merupakan kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan suatu peristiwa melalui beragam media. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami bagaimana peran seorang jurnalis dan tugas dasar mereka. Mata kuliah ini juga memungkinkan mahasiswa terjun langsung ke sebuah kantor berita untuk menambah pengalaman. Walaupun terlihat sepele, banyak hal yang perlu dipahami seseorang sebelum menulis berita, loh!


6. Retorika


Mungkin istilah ini masih jarang didengar sebagian orang. Aku pun baru mengetahui tentang istilah ini setelah memasuki dunia perkuliahan. Retorika merupakan sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosional, atau argumen. Dalam kata lain, retorika adalah seni bicara untuk membujuk orang lain melakukan tujuan pembicaraan tersebut. Mata kuliah ini mengharuskan mahasiswa praktik secara langsung di hadapan umum agar melatih public speaking. Ilmu ini cocok didalami untuk menjadi moderator, penyiar berita, sales, jaksa, pengacara dan pekerjaan lain yang mengharuskan mereka membujuk orang lain.


7. Kebudayaan


Seperti yang kita tahu, ilmu bahasa merupakan salah satu dari unsur kebudayaan. Hal ini membuat kebudayaan menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang harus didalami mahasiswa yang belajar bahasa/sastra. Dalam Sastra Indonesia, mata kuliah tentang kebudayaan ini bisa mengacu pada kebudayaan masyarakat urban, folklor (tradisi bahasa lisan) dan etnolinguistik (hubungan antara bahasa dan budaya). Mahasiswa diharapkan mendalami tentang kebudayaan (dasar) dan menghubungkannya dengan bahasa yang mereka gunakan.


Nah. Itu tadi beberapa mata kuliah yang akan readers pelajari bila memilih bidang bahasa atau sastra. Seru sekali, bukan? Jika keraguan readers seputar pekerjaan nantinya, aku berencana untuk menuliskan pekerjaan yang cocok untuk lulusan Sastra Indonesia untuk tulisan selanjutnya. Ditunggu ya!! Sekian dulu tulisanku hari ini. Teruslah membaca dan perluas imajinasimu! Happy reading! 😊

 

Komentar

Postingan Populer