Dunia literasi: Santapan Para Raja, Kini Jadi Idola
Dunia literasi: Santapan Para Raja, Kini Jadi Idola
"Tanpa memori, tidak ada budaya. Tanpa ingatan, tidak akan ada peradaban, tidak ada masyarakat, tidak ada masa depan." - Elie Wiesel
Sebelum memulai tulisan kali ini, pada momen lebaran ini, aku mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1444 H. Semoga readers berkenan untuk memaafkan khilaf kata maupun perbuatanku selama ini. Tetap semangat berusaha, tanpa tahu arti putus asa.
Tanpa berlama-lama lagi, aku akan
membahas topik menarik bagi pecinta kuliner. Yaps! Makanan khas Kalimantan
Selatan. Apalagi momen-momen lebaran ini memang identik dengan makan-makan.
Nah, seru kan? Biar ga makin penasaran, langsung kita bahas aja yuk!
Soto Banjar
Siapa sih yang tidak mengenal
soto berkuah bening ini? Saking nikmatnya, pecinta soto ini bisa menikmati
sensasinya melalui mie instan. Bahkan, selama berkuliah di Jawa Timur, makanan
ini adalah oleh-oleh wajib yang
dicari oleh teman-teman loh!
Meskipun nusantara memiliki jenis
soto, kuliner khas Banjar ini memiliki
cirinya tersendiri. Selain disantap menggunakan ketupat/lontong, kuah soto ini
berwarna bening loh! Dengan aroma dan rasa yang khas, tentu banyak orang tergugah
untuk kembali menikmati setelah mencicip
untuk pertama kali. Tak kurang unik, kuah soto ini juga bisa dinikmati bersama
ayam bakar loh! Semasa aku sekolah, ini merupakan makanan favoritku. Perpaduan
ayam bakar dan kuah soto, the taste is
amazing, trust me!
Ketupat Kandangan
Mungkin ada beberapa yang masih
asing dengan kuliner satu ini. Dengan berbahan beras dengan tekstur cenderung
keras dibanding lontong/ketupat soto, kuliner ini banyak ditemukan di Kandangan─sesuai
namanya. Sebagai bahan pelengkap, biasanya kuliner ini dinikmati dengan ikan
haruan. Ikan haruan adalah ikan lokal yang termasuk dalam jenis ikan gabus. Uniknya,
ikan ini hanya dapat ditemukan di sungai lokal loh, so jangan lupa menikmatinya selagi ke sini ya!
Di balik kuahnya yang berwarna
keemasan, ternyata masyarakat setempat memiliki budaya khusus dalam memakannya.
Menurut warga lokal, menikmati ketupat ini harus menggunakan tangan. Makanan berkuah
dengan tangan, terbayang kah kalian? Setelah ketupat dihancur menggunakan
tangan, kabarnya rasanya akan jauh
lebih nikmat. Mungkin hal inilah yang menyebabkan ukuran ketupat kecil dan
tidak terlalu keras. Hmmm, gimana?
Tertarik untuk mencoba?
Manday
Makanan khas dari Lambung
Mangkurat selanjutnya ini adalah Manday. Kuliner
yang sering diplesetkan menjadi makanan hari senin─monday─ ini merupakan makanan
wajib warga lokal. Dengan bahan dasar kulit cempedak─dalam istilah lokal tiwadak, makanan diawetkan ini diolah
menjadi beberapa menu makanan. Ada yang langsung digoreng, dibakar atau
dipotong kecil dan dimasak pedas. Dengan rasa asam yang khas, kuliner murah
meriah ini adalah andalan warga lokal yang sulit untuk ditolak.
Meskipun harga merakyat, rasa
dari kuliner ini perlu diacungi jempol. Untuk warga lokal yang merantau,
makanan ini menjadi oleh-oleh wajib
untuk menawar rindu. Hal ini juga berlaku saat aku merantau ke Surabaya loh!
Tak sedikit kawan-kawan di sana yang doyan dan katanya merindukan makanan ini setelahnya. Apalagi─karena
diawetkan, manday ini bisa tahan
hingga sebulan di pendingin loh! Cocok banget, kan, untuk anak kos!
Nasi Itik Gambut
Kuliner khas selanjutnya adalah
Itik Gambut. Nasi putih dengan bumbu khas asal Banjarmasin ini hanya ditemui di
Gambut─sesuai
namanya. Dengan dibungkus daun pisang, aroma dan rasa dari kuliner satu ini
perlu diacungi jempol. Bebek yang lembut dipadukan bumbu yang khas tentunya
akan memanjakan lidah penikmatnya, bukan? Kabarnya, tekstur daging bebek
ini tergantung dari jenis makanannya. Karena bebek tersebut hanya memakan tanah
gambut semasa hidupnya, maka tekstur dagingnya pun tidak alot. Percaya gak
percaya, teksturnya memang senikmat itu, loh!
Gangan Paliat
Masih dengan kuah yang kental,
kuliner ini banyak ditemukan di sekitar Kabupaten Tabalong. Meski sekilas mirip
dengan opor, namun kuahnya lebih berwarna keemasan. Kabarnya, penamaan paliat ini diambil berdasarkan dari desa
pelopornya, yaitu Desa Paliat. Kuliner ini biasanya disantap dengan berbagai
jenis ikan lokal, misalnya ikan baung,
tauman, patin, dan gabus. Tak
jarang, warga lokal juga memodifikasinya dengan menggunakan udang ukuran besar.
Jangan lupa, sajikan pula daun singkong dan sambal terasi agar lebih nikmat!
Gangan Asam
Makanan khas selanjutnya adalah gangan asam. Sebagai informasi tambahan,
gangan memiliki arti sayur masak.
Meskipun termasuk dalam kuliner rumahan, tak jarang warga lokal mulai
memasarkannya di rumah makan. Perbedaan yang mencolok dari sayur asem lainnya
adalah warnanya yang lebih mencolok. Warna kuning ini terbuat dari kunyit
dipadukan dengan rasanya yang asam dan gurih. Dengan tambahan ikan lokal,
kuliner ini sangat nikmat dihidangkan bersama nasi putih hangat dan sambal.
Gangan Humbut
Makanan khas ini juga termasuk
makanan rumahan loh! Saat bulan Ramadan tiba atau acara hajatan, sayur khas ini
paling banyak dicari. Terbuat dari
potongan iga sapi yang diolah bersama humbut─batang kelapa muda─ dan bumbu khas, aroma dan rasa
yang diciptakan tak perlu diragukan. Perpaduan tersebut akan menciptakan rasa
gurih dan manis. Dengan nasi hangat dan sambal terasi, kuliner satu ini wajib
dinikmati.
Masak Habang
Kuliner wajib yang perlu dicicip
selanjutnya adalah masak habang. Penamaan habang
sendiri diambil karena warnanya yang habang─merah.
Meskipun sekilas mirip dengan balado, perpaduan rasa yang gurih dan
manis, diiringi bumbu-bumbu yang khas menjadikan kuliner ini menjadi andalan
para turis. Meskipun awalnya hanya disajikan pada acara kesultanan, seiring
berjalannya waktu, kuliner ini sudah banyak ditawarkan di berbagai kalangan.
Kuliner ini memiliki banyak pilihan lauk, namun lauk yang paling diminati adalah ikan haruan. Mungkin karena perpaduan rasa manis dan gurih, ikan lokal ini memang sangat diminati. Namun, bagi kamu yang tidak menyukai tulang-tulang tersebut, banyak modifikasi lauk yang ditawarkan warga lokal, misalnya intalu─telur, ayam, dan daging. Dengan nasi kuning hangat, kuliner ini tak mungkin tertolak.
Well,
sebenarnya
masih banyak kuliner lokal yang wajib dicicipi saat berkunjung kemari. Namun,
untuk mempersingkat waktu, cukup kiranya kuliner-kuliner itu. Menarik, bukan?
Yuk, ceritakan kuliner khas daerahmu! Jangan lupa ramaikan di komentar ya!
Jangan lupa untuk membaca tulisan-tulisanku yang lainnya.
Kritik dan saran juga akan sangat membantuku mengintropeksi diri. Sekian dulu
tulisanku kali ini! Teruslah membaca dan perluas imajinasimu! Happy
reading.
Komentar
Posting Komentar