Dunia Literasi: Bahasa Banjar Bahasaku, Unik dan Menarik!

 

Dunia Literasi: Bahasa Banjar Bahasaku, Unik dan Menarik!

"Budaya adalah nama untuk apa yang orang tertarik, pikiran mereka, model mereka, buku yang mereka baca, dan pidato yang mereka dengar." - Walter Lipman

Mungkin #SobatLiterasi sudah tak asing dengan suku Banjar yang mendominasi di Kalimantan Selatan. Baru-baru ini, memang terdapat makanan viral yang berasal dari lokasi ini, yaitu mie soto Banjar yang sudah didistribusikan di luar Kalimantan. Ternyata, selain dari kuliner, Banjar memiliki banyak budaya yang unik, misalnya bahasanya. Selain tergolong dalam bahasa daerah yang masih sering digunakan, ada beberapa keunikan lainnya mengenai bahasa satu ini. Yuk, kita belajar bareng!

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Bahasa yang memiliki dua dialek besar

Bahasa Banjar memiliki dua dialek besar, yaitu dialek Hulu dan Kuala. Keduanya memiliki perbedaan yang sangat kentara, yaitu jumlah huruf vokal, lokasi pemakaian, dan kosakata. Dialek Hulu ini masih sering ditemukan di pedalaman Kalimantan Selatan, misalnya kabupaten Tabalong, Balangan, Tapin, dll. Sedangkan dialek Kuala berada di lingkungan kota besar, misalnya Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Selain itu, huruf vokal dalam dialek hulu hanya ada tiga, yaitu /a/,/i/,/u/, sedangkan dialek kuala memiliki lima huruf vokal seperti bahasa Indonesia.

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Memiliki hubungan antara Jawa, Sunda, dan Madura.

Kawi dalam bukunya berjudul “Telaah Bahasa Banjar” mengemukakan bahwa bahasa Banjar masih memiliki hubungan genetik dengan bahasa Jawa, Sunda dan Madura. Kenyataan ini memberi dampak mengenai besarnya kemungkinan persamaan atau korespondensi kosakata antara Banjar dengan Jawa, Sunda dan Madura yang diturunkan melalui garis keturunan Melayu (2011:112). Tak hanya itu, saat aku melakukan penelitian untuk tugas Linguistik Bandingan, aku menemukan beberapa kemiripan bahasa Banjar dengan beberapa bahasa lain, misalnya /ompat/ (bahasa dayak), /ampat/ (bahasa Banjar), /papat/ (bahasa Jawa), mpat/ (bahasa Melayu, /opat/ (bahasa Sunda). Namun, selain paparan Kawi tersebut, aku belum menemukan penelitian yang membahas mengenai hubungan kelima bahasa tersebut. Bagi #SobatLiterasi yang tahu, bisa komen di bawah ya!

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Bahasa yang dijuluki Lingua Franca

Hal yang menarik lainnya dari bahasa Banjar adalah bahasa ini termasuk dalam lingua franca atau bahasa pengantar pada suatu tempat yang memiliki bahasa yang berbeda. Awalnya, bahasa Banjar digunakan suku Banjar sebagai bahasa pengantar antara suku di Kalimantan. Seiring berjalannya waktu, penyebarannya sudah meluas hingga ke Sumatera dan Malaysia. Meskipun begitu, penelitian menggunakan objek kajian bahasa Banjar masih jarang, apalagi di lokasi asal penuturnya, Kalimantan Selatan. Padahal, selain termasuk dalam lingua franca, bahasa Banjar merupakan bahasa ibu yang mendominasi masyarakat Indonesia, terutama di Kalimantan dan menyebar hingga Sumatera, Riau dan Malaysia.

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Kental akan unggah-ungguh kesopanan

Seperti unggah-ungguh dalam bahasa Jawa, bahasa Banjar juga memiliki aturan atau tata cara berbicara terhadap orang lain untuk menghormati dan menghargai lawan bicara, salah satunya dalam pemilihan bentuk sapaan yang digunakan, misalnya dalam menyebut saudara laki-laki ayah/ibu, terdapat beberapa istilah yang bisa digunakan yaitu julak, gulu, tangah, busu dan amang. Selain itu, unggah-ungguh ini dapat dilihat melalui penggunaan kata ganti, misalnya kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga. Nah, tertarik mempelajarinya #SobatLiterasi? Semoga, next rencana tulisan unggah-ungguh ini bisa aku publish ya! Supaya kita bisa belajar bersama lagi tentang ini..

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Memiliki bahasa-bahasa khas yang sebenarnya tidak ada artinya

Yap. Bahasa Banjar memiliki kata-kata yang jika diartikan tidak memiliki arti. Apa saja sih? Nah, umumnya masyarakat Banjar menggunakan umai, pang, ai, leh, dll. Kata umai sendiri menunjukkan keterkejutan, misalnya ‘Umai, napa bisa kaini?’ (Wah, kenapa bisa jadi begini?). Sedangkan pang dapat menunjukkan beberapa emosi, misalnya kritikan ‘ampih pang dah, sadang bulikan’ (selesaikan dong, waktunya pulang). Tentunya, ungkapan-ungkapan ini digunakan untuk konteks yang berbeda-beda. So, menarik bukan?

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Logat yang kental (cenderung bernada)

Logat merupakan variasi dari suatu bahasa tertentu dan dituturkan oleh sekumpulan masyarakat. Dialek kuala dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, sedangkan dialek hulu dituturkan dengan logat yang kental (ba-ilun). Dialek hulu inilah yang memiliki ciri khas tertentu dalam pengucapannya atau biasa disebut ba-ilun.

https://senandung-sastra.blogspot.com/2022/10/dunia-literasi-bahasa-banjar-bahasaku.html

Nah, itulah beberapa keunikan yang dimiliki bahasa Banjar. Setiap bahasa daerah tentunya memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing ya! Jadi, apa keunikan bahasa daerahmu? Bisa sharing di kolom komentar ya! Jangan lupa untuk membaca tulisan-tulisanku yang lainnya. Kritik dan saran juga akan sangat membantuku mengintropeksi diri. Sekian dulu tulisanku kali ini! Teruslah membaca dan perluas imajinasimu! Happy reading...

 

Referensi

Kawi, Djantera. 2011. Telaah Bahasa Banjar. Banjarbaru: Scripta Cendekia.

 

Komentar

Postingan Populer